Rabu, 08 Juni 2011

ingin mengetahui hewan termahal di dunia

1. Anak Singa Putih (White Lion Cubs)
Harga : $138,000

Ini yang paling mahal. Singa putih –seperti dongeng– yang sangat2 langka karena gen-nya yang resesif tapi ternyata tidak termasuk albino. Warna matanya hampir sama dengan singa umumnya, lapisan pigmen dan kulitnya yang tidak. Karena harganya yang mahal, permintaan yg tinggi, perawatan, dan kelangkaannya, singa putih termasuk salah satu hewan di dunia yang paling sulit didapatkan
2. Chimpanzee
Harga : $60,000-$65,000

Simpanse adalah primata yang sangat pintar dan paling dekat kekerabatannya dengan manusia. Beratnya sekitar 52 kg, jenis jantan lebih besar dibanding betina. Habitat aslinya di Afrika Tengah dan Afrika Barat. Meski terancam punah, binatang ini masih dilegalkan di beberapa negara bagian.
3. Lavender Albino Python (Betina)
Harga : $20,000

Ular bermata merah ini berwarna lavender dibalik pola2 kuningnya yang menggetarkan. Disediakan pula oleh Bob Clark. Kelangkaannya membuat permintaan ular ini sangat tinggi.
4. Reticulated Albino Type II Tiger Python
Harga : $15,000

Bob Clark lagi2 mengembangkan spesies yang langka. Ular ini dijual $15,000 per ekor. Sangat langka. Dominasi pola harimaunya yang membuat python ini sangat populer di dunia ular.
5. Hyacinth Macaw
Harga : $6,500-12,000

Semua Macaws sangat mahal. Hyacinth Macaw menampilkan warna indah yang begitu menggetarkan. Biasanya dibandrol $20,000 sepasang. Secara fisik, burung2 ini panjangnya sekitar 1 meter dan memiliki warna biru terang. Sayapnya mengembang sampai 1,2 meter. Burung2 ini sudah jadi peliharaan terkenal disamping hargannya yang memang mahal.

6. Striped Ball Python
Harga : $10,000

Master Python Breeder, Bob Clark (nama ini akan sering saya sebut berikutnya) menyatakan bahwa dia mempunyai phyton bola-bergaris yang sangat eksklusif ini. Garis utamanya yang membuat binatang ini sangat unik. Lebih jelas lagi, bola-bergaris ini menampilkan garis punggug warna kuning dengan tepi warna hitam. Sungguh, membedakannya dari ular2 lain.

7. Monyet Debrazzas
Harga : $10,000

Monyet ini mudah dikenal melalui janggut putihnya yang khas dan bulu abu2nya yg kekuning2an. Umurnya sampai 22 tahun. Harganya yang mahal bagi sebagian orang tidak sebanding. Banyak orang kecewa ketika bayi primata yang jinak dan lembut itu berubah menjadi ganas dan tak tertebak ketika dewasa.

8. Mona Guenon
Harga : $6,000

Habitat aslinya di dalam hutan tropis Afrika Barat, meskipun binatang ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi hutan apapun. Oleh karena itu, disamping ijin dan lisensi khusus untuk memilikinya, binatang ini tidak termasuk yang terancam bahaya.

9. Kucing Sabana
Harga : $4,000-$10,000

Dibiakkan dengan proses yang hampir sama dengan kucing Bengali, kucing Sabana adalah hasil kimpoi-silang antara kucing liar (serval) Afrika dengan kucing rumah. Kucing Sabana lebih sulit dibiakkan, mengingat serval Afrika beratnya 18 kg, liar, dan mengawinkannya dengan kucing rumah yang lebih kecil adalah problem tersendiri. Masa hamil 2 hewan ini pun berbeda. Karenanya, kucing Sabana lebih langka dan mahal.

10. Chinese Crested Hairless Puppies
Harga : $4,000-$5,000

Anjing ini beratnya 2 sampai 5.5 kg. Sangat bersemangat, siaga, dan bersahabat. Termasuk yang paling langka, anjing ini mudah tersengat sinar matahari. Asalnya dari Afrika. Hidupnya berkisar antara 10 sampai 12 tahun. Dan kabarnya, selama itu, anjing ini bisa diandalkan sebagai sahabat yang sangat menyenangkan.

11. Monyet Tupai
Harga : $4,000

Ukurannya yang mirip tupai membuatnya disebut demikian. Umumnya, monyet tupai tidak lebih dari 2 pounds (tidak lebih dari 1 kg) dan dikenal sangat sosial, penyayang dan tenang. Karakter ini membuatnya sangat diinginkan, meskipun beberapa negara bagian melarangnya.

12. Snow Macaque
Harga : $3,500

Spesies ini terancam punah seiring makin rakusnya manusia merusak habitatnya. Ijin yang sangat ketat diberlakukan bagi siapa saja yang ingin memiliki binatang ini. Snow Macaque adalah primata (lebih kecil dari biasanya) dengan rentang umur lebih dari 25 tahun, dan memiliki ciri kas wajahnya yang merah dan tidak ditumbuhi rambut.

Bukankah mengingatkan kita pada sosok Yetti si manusia salju?
13. Kucing Bengali
Harga : $800-$3,000

Kucing bengali dikembangkan melalui perkimpoian silang kucing rumah berambut hitam dengan macan tutul (leopard) asia. Tujuannya untuk mendapatkan ukuran dan perilaku kucing rumah, tetapi penampilan –dan warnanya– macan tutul asia. Selayaknya kucing hasil kimpoi-silang, makin jauh keturunannya, makin jinak perilakunya. Hasil ideal didapatkan setelah generasi ketiga dan kelima dari keturunan pertama.

Dengan kucing ini, Anda bisa berlagak bak Cleopatra mengelus2 leopardnya :-)
Aaum..eh..miaow!!

Selasa, 19 April 2011

hayooo mau lihat 40 orang terkaya di indonesia....................g ?

ini dia beberapa orang yang masuk kriteria orang kaya di indonesia yaitu :
1. Aburizal Bakrie & family
$5.4 billion
60. Married, 3 children
Runs family-held Bakrie group, founded by late father in 1942. Has interests in infrastructure, property, telecom. Huge stock run-up in biggest holding, coal producer Bumi Resources, lifted fortune. Co-owns Lapindo Brantas, oil-and-gas outfit whose drilling allegedly helped trigger a massive mudslide in 2006, burying villages, displacing thousands. Onetime presidential candidate, he is country’s Coordinating Minister for People’s Welfare.
2. Sukanto Tanoto
$4.7 billion
58. Married, 4 children
Owns April, one of Asia’s largest pulp- and papermakers, and Asian Agri, among country’s 5 largest palm oil producers. Helped fund journalism school in Singapore. Reportedly used Chinese-English dictionary to teach himself English.
3. R. Budi Hartono
$3.14 billion
66. Married, 3 children
4. Michael Hartono
$3.08 billion
68. Married, 4 children
Brothers own clove cigarette brand Djarum, most popular of its kind among Americans, founded by father in 1951. Also own stakes in country’s largest private bank, Bank Central Asia. Developing Grand Indonesia, a luxury shopping mall, office building and hotel complex in the center of Jakarta.
5. Eka Tjipta Widjaja & family
$2.8 billion
84. Married, 15 children
Emigrated from China to Indonesia; got start selling biscuits at age 17. Created Asia Pulp & Paper, which defaulted on more than $10 billion in debt in 2001. Still has stakes in pulp, paper; also plantations, food. New venture, Smart Telecom, launched in September, offers phone calls for 45 rupiah (half a penny) a minute.
6. Putera Sampoerna & family
$2.2 billion
59. Married, 4 children
After selling cigarette company to Philip Morris in 2005, family ventured into gaming and agrobusiness through Sampoerna Strategic, run by son Michael (also a professional poker player). Daughter Michelle runs family’s philanthropy.
7. Martua Sitorus
$2.1 billion
47. Married
Began trading shrimp, other marine products 1978, then switched to palm oil, buying first plantation 1994. Later cofounded agribusiness Wilmar International with nephew of Malaysia’s richest man, Robert Kuok. Signed $4 billion merger agreement with Kuok’s plantation group in December 2006, resulting in world’s largest palm oil processor. Stock has more than doubled.
8. Rachman Halim & family
$1.6 billion
60. Married
Heads Gudang Garam, nation’s largest clove cigarette maker, founded by father in 1958. Group’s GG Filter International Merah is world’s most popular clove cigarette. Brothers Sumarto and Susilo Wonowidjojo share fortune and sit on group’s board.
9. Peter Sondakh
$1.45 billion
55. Married, 3 children
Established trading firm Rajawali Group 1984; now in telecom, consumer goods, retail, transportation. Most valuable holding is stake in cementmaker Semen Gresik; value tripled in two years. Partners with Sheraton and Novotel in hotels.
10. Eddy William Katuari & family
$1.39 billion
56. Married, 4 children
Took helm of Wings, Indonesia’s largest maker of soap and other household goods, in 2004, after death of his father, group’s cofounder. Family’s Bank Ekonomi may go public later this year.
11. Anthoni Salim & family
$1.3 billion
58
Father, Liem Sioe Liong, built family’s Salim Group into food, shipping, bank and building empire. Now Anthoni heads family’s Indofood, world’s largest instant noodle maker by sales. Last year pledged $1 million to his private high school in Singapore to support a Bahasa Indonesia language program. Family lost their Bank Central Asia in 1998, now headed by Hartono brothers (see).
12. Mochtar Riady & family
$950 million
78. Married, 6 children
Founder of Lippo Group, with interests in property, retail, finance. Listed REIT holding Indonesian malls in November on Singapore exchange. Recently opened the Mochtar Riady Institute for Nanotechnology.
13. Murdaya Poo
$900 million
66. Married, 4 children
Founded Central Cipta Murdaya in 1984. Now involved in timber, real estate, steel production, conferences, palm oil. Devout Buddhist, member of parliament, seeking to pass antidiscrimination law. Heads Indonesian Golf Course Owners Association. Wife, Hartati, who shares fortune, active in the Council of Buddhist Communities (Walubi).
14. Arifin Panigoro & family
$880 million
62. Married, 2 children
His Medco Energi International, which he founded in 1980, is expanding into Libya, Yemen, Tunisia. Family sold 20% stake to Mitsubishi (other-otc: MSBHY.PK – news – people ) in August for $352 million but still holds majority of shares. Arifin is now adviser; brother Hilmi is chief executive, sister Yanti active in philanthropy.
15. Hary Tanoesoedibjo
$815 million
42. Married, 5 children
Founded Bhakti Investama a month after college graduation at age 24. Group now encompasses 3 national TV networks, 4 radio networks, a wireless network, a Web site and a national newspaper; also has stakes in investment bank, toll roads, real estate. Launching new airline, Eagle Air, in next 6 months. Workaholic holds meetings on public holidays, works out daily. Denies rumors that he was helped along by ties to Suharto’s family.
16. Trihatma Haliman
$790 million
55. Married, 2 children
Took control of real estate firm Agung Podomoro, founded by father, in 1986; turned it into one of country’s biggest. Just opened Senayan City in Jakarta, which has luxury apartments, offices and mall.
17. Sjamsul Nursalim & family
$550 million
66. Married
His tiremaker, Gajah Tunggal, is cruising again after racking up billions in debt following Asian crisis. World’s 12th-largest tiremaker has paid off most of its debt. Stake in burgeoning coal mining outfit Bukit Baiduri Energy looks set to make him even richer.
18. Chairul Tanjung
$450 million
45. Married, 2 children
Dubbed Golden Boy, for early rise to wealth. Sold imported shoes to pay for tuition while studying dentistry at University of Indonesia. Business became privately held Para Group, with interests in property, energy, financial services plus shoes. Building amusement park with Jusuf Kalla’s Kalla Group.
19. Paulus Tumewu
$440 million –
55. Married, 3 children
Opened first Ramayana store in 1978, primarily selling clothes. Today oversees at least 100 Ramayana department stores, which now sell everything (from food to toys) to low-income consumers.
20. Prajogo Pangestu
$420 million
56. Married, 3 children
Timber baron restructuring his Barito Pacific to focus on mining and energy; shares up nearly sevenfold this year on news. Helped counteract falling profits at polypropylene maker Tri Polyta, in which he has large stake, which was hurt by falling dollar. Seeking to take over petrochemical firm Chandri Asri.
21. Soegiharto Sosrodjojo & family
$355 million
77. Married, 5 children
Heads Sosro, producer of Teh Botol Sosro (translation: Sosro’s bottled tea). Branched into other drinks and tea plantations. Grandson now managing business.
22. Sutanto Djuhar & family
$350 million
78. Married, 5 children
One of cofounders of Salim Group with Liem Sioe Liong. Reportedly had falling out with Liem, but continues, with his son Tedy, to sit on the board of First Pacific, run by Liem’s son Anthoni Salim (see).
23. Hadi Surya
$345 million
71. Married, 3 children
Founded Berlian Laju Tanker, one of country’s largest shipping lines, listed in both Jakarta and Singapore. Announced $850 million acquisition of Chembulk Tankers, which transports chemicals. Personally makes monthly visits to meet impoverished rice farmers and give them high-yielding rice he helped develop. Owns 1,500 bottles of French, Italian wines.
24. Aksa Mahmud
$340 million
62. Married, 5 children
Brother-in-law of Indonesia’s Vice President Jusuf Kalla (see) runs Bosowa Group, with interests in cement, energy, finance. Recently listed Nusantara Infrastructure, which builds toll roads; may take cement company public next. Descendant of Bugis, legendary seafarers and pirates from whom term “bogeyman” comes.
25. Harjo Sutanto & family
$315 million
81. Married, 4 children
Longtime partner of late Johannes Ferdinand Katuari, cofounded Wings 1948. Still holds estimated 25% of consumer goods group.
26. Soegiarto Adikoesoemo & family
$310 million
69. Married, 3 children
Began trading chemicals early 1960s. He and son Haryanto grew business into chemical distributor AKR Corporindo, also Asia-Pacific’s largest maker of sorbitol. Moves into logistics, petroleum distribution and cassava plantations helped triple company’s value in past year.
27. Husein Djojonegoro & family
$305 million
58. Married, 3 children
Runs Orang Tua, maker of batteries, toothpaste, snacks. Has joint venture with Heinz (nyse: HNZ – news – people ) for ketchup, chili, soy sauce. Deploys 2,500 salesmen nationwide. Founded in central Java 1948 by late father and uncle. First product: herbal wine.
28. Kartini Muljadi
$260 million
77. Widow, 3 children
Former judge, took over drugmaker Tempo Scan 1982. Also makes throat lozenges, household cleaners, cosmetics. Semiretired, leaves daily management to son Hanjodo, sister-in-law Dian Tamzill.
29. Edwin Soeryadjaya
$250 million
58. Married, 3 children
Son of former billionaire is rebuilding fortune through investments in such companies as coal producer Adaro Indonesia .
30. Jusuf Kalla
$230 million
65. Married, 5 children
Became Indonesia’s vice president 2004; considered likely presidential candidate for 2009. Before that ran family’s Kalla Group for 32 years: companies involved in everything from selling Toyotas to running hotels to tuna fishing. Brother Achmad now runs group.
31. Tan Kian
$225 million
49. Married, 3 children
Owns property firm Dua Mutiara, which means “two pearls.” Co-owns 2 Ritz Carltons in Jakarta. Entrance of his JW Marriott is site of 2003 suicide bomb that killed a dozen, wounded many more. Believes in Feng Shui and loves fast cars–like his Ferrari.
32. Ciputra
$205 million
75. Married, 4 children
Started first company in 1961. Two decades later formed Ciputra Group, now one of Indonesia’s biggest public companies. Having good year: spun off Ciputra Property on Jakarta exchange; meanwhile Ciputra Development shares are up 50%.
33. Bambang Trihatmodjo
$200 million
54.
Second son of former president Suharto owns 13% of media conglomerate Global Mediacom, which he founded as Bimantara in 1981, undoubtedly helped along by father’s connections. Sold part of his stake to Hary Tanoesoedibjo in 2001, reportedly at fire-sale price; no longer has management role. Gun enthusiast heads Indonesian branch of “extreme” shooting organization (in which participants go through an obstacle course shooting pop-up targets).
34. George & Sjakon Tahija
$195 million
49. Married, 2 children
54. Married, 3 children
Sons of late tycoon Julius Tahija run family’s Austindo Nusantara Jaya, with interests in mining, tobacco, finance, even vanilla. George wrote Indonesian travel book Land of Water.
35. Kris Wiluan
$185 million
59. Married, 3 children
Began career as computer programmer in U.K., where he studied. Returned to Indonesia in 1977 to start business supplying pipes for construction; became Citramas group. Also has stake in Singapore-listed energy services company KS Energy. President of the Asian Tae Kwon Do Association and Indonesian sailing association Riau Porlasi. Also owns a Nicklaus-designed golf course. Son Michael is a filmmaker.
36. Eka Tjandranegara & family
$170 million
61. Married
.
With father Tjandra Kusuma (under whose name we last listed fortune) started Mulia group 1980. Its Mulia Land, which claims to be Jakarta’s largest commercial property owner, suffered losses this year due to high energy costs, delisted in September. Its manufacturing group Mulia Industrindo remains public.
37. Alim Markus & family
$140 million
56. Married, 7 children
In 2003 took reins of Maspion Group, started by late father as kitchenware maker. Encompasses 60 firms employing 30,000 with interests in electronics, plasticware, aluminum, financial services, property, even toothpaste. Plans listings of PT Maspion and its subsidiary Bank Maspion for 2008. Says with laugh: “I never count my money.” Likes to play ping-pong.
38. Husein Sutjiadi
$135 million
53. Married, 2 children
Sold most of his 30% stake in Davomas, country’s largest cocoa processor and exporter, to private investors in April. Still has 6%.
39. Jakob Oetama
$130 million
76. Married, 5 children
Country’s wealthiest journalist. Long-time editor of its largest daily, Kompas, cofounded 1965 with friend PK Ojong, who died 1980. Paper now under his privately held Kompas-Gramedia group, which includes hotels, bookstores. Remains group chairman but is less active. Avid reader, likes books on entrepreneurship.
40. Boenjamin Setiawan
$120 million
74. Married, 2 children
Started Kalbe Farma in garage in 1966 with brother. Claims to be largest publicly traded drugmaker in Southeast Asia, making everything from prescription drugs to throat lozenges. Recently opened region’s largest cord-blood bank.

Ada 10 Alat Musik Khas indonesia kita .....hayooo Kita jaga yah jagang sampe dicuri sm yang ntu!!!!!!!

1. Serune Kalee
Serune Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh yaitu sejenis Clarinet terutama terdapat di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat.
Alat ini terbuat dari kayu, bagian pangkal kecil serta di bagian ujungnya besar menyerupai corong.
Di bagian pangkal terdapat piringan penahan bibir peniup yang terbuat dari kuningan yang disebut perise.


2.Serunai
Serunai Alat Musik Tradisional MinangSerunai atau puput serunai, lebih dikenal sebagai alat musik tiup tradisional Minang.
Ia dikenal merata di seluruh Sumatera Barat, baik di darat maupun pesisir.
Alat yang digunakan untuk puput serunai terdiri dari batang padi, sejenis kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa.
 
 
 
3.Kendang
Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama.
Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. 




4.Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Barat (tanah sunda).
Alat musik ini terbuat dari dua pipa bambu yang disusun pada sebuah batang bambu sebagai pegangan.






5.Sasando
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu.
Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas ke bawah bertumpu.
Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar.
Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas.
Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
6.Kolintang
Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu
kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti
kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar).


7.Musik Bambu
Musik bambu, alat musik tradisional Suku Massenrengpulu, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Masyarakat Suku Massenrengpulu (Maiwa, Duri dan Enrekang) menyebut musik bambu sebagai musik bas, semua peralatannya terbuat dari bahan bambu pelang atau petung, bentuknya menyerupai peralatan musik angklung dari Jawa Barat.
8.DegungDegung merupakan salah satu gamelan khas dan asli hasil kreativitas masyarakat Sunda.
Gamelan yang kini jumlahnya telah berkembang dengan pesat, diperkirakan awal perkembangannya sekitar akhir abad ke-18/awal abad ke-19.


9.Rebab
Rebab berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi).
Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis.
Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa.
Rebab jenis ini dapat dijumpai di Bali, Jawa dan Kalimantan Selatan.
 
 
 
10.Karinding
Di bali, karinding disebut genggong. macam – macam daerah mempunyai sebutan untuk karinding ini.
Alat tiup ini sudah ada sejak zaman batu, alat ini sangat unik dan gampang dimainkan, cara menggunakannya cukup ditempelkan di mulut dan sisi getar di ujung nya dipukul, akan menghasilkan suara yang khas seperti suara contra bass.
Alat ini sangat unik dan cara mencarinya sangat susah.
dibutuhkan kesabaran, ketekunan luar biasa dalam membuat alat ini, karena jika salah sedikit saja, pelepah bambu yang akan dibuat karinding akan patah.

USAHA TERNAK ITIK DI BREBES


Punya Kandang Itik Terpanjang di Indonesia

DALAM perjalanan menuju Kelurahan Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Ir Ali Achmadi -kepala Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan pada Kantor Peternakan bercerita bahwa kandang itik yang hendak dikunjungi ini merupakan kandang itik terpanjang di Indonesia. Bahkan mungkin di dunia !
Tatkala memasuki wilayah kelurahan itu -melalui jalan menuju Pantai Indah Randusanga - ternyata benar apa yang diucapkannya. Di sepanjang tepian Sungai Sigeleng, berderet kandang itik yang sangat panjang. Jika diukur, panjangnya 2,1 km dan lebar enam meter.
Wow, barangkali Museum Rekor Indonesia (Muri) bisa membuktikan sendiri panjang kandang yang dikelola oleh Kelompok Tani Ternak Maju Jaya ini. Kesuksesan itu mengilhami sejumlah warga di Desa Randusanga Kulon, desa tetangga. Mereka juga membangun kandang sepanjang 600 meter, sehingga panjang totalnya mencapai 2,7 km !!!
Yang menarik dibicarakan di sini bukan sekadar panjang kandangnya. Namun aktivitas perekonomian yang bergulir, khususnya di Maju Jaya. Tahun lalu, kelompok ini menjadi juara pertama Agrbisnis Peternakan se-Indonesia. Ini berkat prestasinya yang spektakuler dalam beternak itik.
Maju Jaya berdiri pada 22 Februari 1994, dengan jumlah anggota 17 orang. Namun kini sudah berkembang menjadi 70 orang, terdiri atas 25 peternak dan sisanya peternak asuh. Populasi itik berjumlah 33.922 ekor, dengan produksi telur rata-rata 21.000 butir/hari. ''Omzet per tahun bisa mencapai Rp 4,3 miliar, sedangkan keuntungan bersih sekitar Rp 1,5 miliar,'' kata H Imron Zaini, ketua Kelompok Tani Ternak Maju Jaya.
Yang unik adalah lokasinya yang sekadar memanfaatkan tanah di tepi sungai, atau dalam bahasa tegalan disebut lepe-lepe. Menurut Kepala Kantor Peternakan Ir Nono Setyawan, keberhasilan kelompok ini karena pola agrobisnis yang diterapkannya kepada peternak sudah dijalankan mulai dari hulu sampai hilir. ''Ini terlihat dari pembibitan, pemeliharaan, penyediaan pakan, sampai pemasaran produksi dapat berjalan dengan baik,'' ujarnya.
Kesadaran anggota dalam membesarkan kelompoknya juga tinggi. Setiap hari mereka wajib menyetor satu butir telur kepada kelompok, sehingga setiap bulan terkumpul modal tambahan sekitar Rp 1,2 juta dengan. ''Modal inilah yang digunakan untuk mencukupi sarana-prasarana, seperti membeli mesin tetas dan perlengkapan kandang.''
Produk Unggulan
Itik memang salah satu produk unggulan di Brebes. Karena itiklah daerah ini dikenal sebagai produsen telur asin terbesar di Indonesia. Populasi itik di seluruh wilayah kabupaten tercatat 974.466 ekor (2004), naik dari tahun sebelumnya yang hanya 877.953 ekor. Bahkan produksi telur meningkat tajam dari 4.891 ton menjadi 7.968 ton per tahun.
Perkembangan populasi dan produksi telur juga berimbas positif ke industri telur asin. Jika pada tahun 2003 baru terdapat 119 unit usaha, dengan volume dan nilai produksi 28,6 juta butir dan Rp 25,704 miliar, tahun berikutnya meningkat menjadi 128 unit usaha, dengan volume produksi 26,9 juta butir dan senilai Rp 33,177 miliar.
Untuk memproduksi telur asin sebanyak itu, para perajin tidak bisa mengandalkan seluruh bahan baku dari peternak setempat. Sebagian didatangkan dari Kota/Kabupaten Tegal, Banyumas, Cilacap, hingga Cirebon. Peluang inilah yang ditangkap secara jitu oleh Pemkab Brebes, khususnya Kantor Peternakan.
Untuk meningkatkan produksi telur itik di daerahnya, institusi ini (dan Bappeda) menjalin kerja sama dengan Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng di Ungaran, untuk mencetak strain itik yang jauh lebih produktif.
Usaha inilah yang kemudian melahirkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perbibitan Itik Brebes Unggul (IBU). Melalui penelitian cukup lama, UPT berhasil mencetak strain terbaru yang diberi label IBU. Jika produktivitas itik biasa rata-rata hanya 40-50 persen, IBU dapat mencapai 70-80 persen. Artinya, setiap memelihara 100 ekor akan dihasilkan 70-80 butir telur/hari. Final stock IBU berasal dari generasi kelima perkawinan itik-itik yang diseleksi.
Kalau sukses, permintaan IBU tak hanya datang dari peternak itik di Brebes saja, tetapi juga peternak dari daerah lain di Jateng atau di luar provinsi. Karena itulah, Pemkab Brebes -khususnya Kantor Peternakan- harus membulatkan tekad untuk membesarkan unit ini.
Rintisan awal sudah dimulai dengan membentuk jaringan plasma di belakang Kantor UPT yang letaknya tak jauh dari kantor Maju Jaya. ''Sedangkan UPT akan bertindak sebagai inti, yang memasok sapronak (sarana produksi peternakan) hingga pemasarannya,'' kata Suryo Adi Purwanto, kepala Seksi Produksi pada Kantor Peternakan, yang merangkap kepala UPT Perbibitan IBU.
Jumlah itik yang disebar ke plasma saat ini baru 6.000 ekor, sedangkan calon induk elite (grand parent stock) di UPT sebanyak 1.500 ekor. Mulai Oktober mendatang, unit ini sudah bisa memproduksi 31.500 ekor day old duck (DOD) atau meri umur satu hari.

Pakan Bebek, Itik, Entog





Tempat minum bebek di luar kandang merangkap tempat cuci peralatan dan tempat kran air yang juga harus dijaga kekeringannya, agar tidak bau. Tampak Pak Yasirli mengetuk-ketuk telor yang berbunyi tek-tek (isi ) dan tok-tok (kopong - tidak akan menetas ). Pakan ternak tampak membuat sendiri dari bungkil jagung, tepung ikan kering, dicampur bahan bio cair penghilang bau dan vitamin serta mineral untuk dicampur pakan bebek. Pada saat hujan, bebek-bebek akan dimasukkan ke kandangnya, yang lantainya dari tanah bercampur kotoran bebeknya, yang dijaga kekeringannya, agar tidak bau.

Penetasan Telur Bebek Pak Yasirli Karang Randu Pecangaan Jepara


Mesin penetas Telur Bebek ukuran ( 0,6 x 2,4 x 0,4 ) m3 ; dibagi menjadi 2 ruangan yang tiap ruangannya dipanaskan dengan bolam 10 watt - sebanyak 8 bolam/ruangan jadi ada 16 bolam per mesin tetas . Tiap mesin tetas muat 2x150 butir = 300 butir dengan masa tetas 28 hari; keberhasilan 75% , jadi tiap 900 butir telur, yang jadi 600 butir ( masih perlu modifikasi mesin tetas, untuk meningkatkan keberhasilan penetasan ). Terlihat Kandang Pembesaran Bebek dengan lantai tanah asli dengan dijaga agar selalu kering. Untuk Mereduksi Bau kotoran yang tadinya mengganggu tetangga, dilakukan Cara : 1. Makanan dicampur cairan penghilang bau yang dicampurkan ke makanan bebek, 2. Kandang selalu dijaga kekeringannya dengan memindahkan air minum portable 2x sehari, agar sekitar tempat minum bisa mengering. Diatur dengan luas kandang ( 5 x 6 ) m2 hanya dihuni 100 bebek ( tidak lebih ) agar kotoran tidak terlalu banyak sehingga tidak sempat kering .Kotoran di dalam kandang tidak dibersihkan/dibuang, (ada yang sampai bertahun-tahun) tapi dijaga agar tetap kering. Pak Yasirli sudah puluhan tahun ternak bebek di dekat pemukiman, sekarang sudah tidak ada tetangga yang protes lagi, dengan pembesaran 600 ekor bebek di rumahnya, sungguh tidak bisa dipercaya kalau bau yang dihasilkan hanya seperti bau poer pakan bebeknya sendiri ! 3. Pakan Bebek agar tidak bau, tidak memakai ikan segar ,tapi pakai tepung ikan kering .Berat bebek yang siap bertelur adalah 1,3 kg/ekor , harga per bulan Maret 2009 adalah Rp 28.000,-/ekor; sedang harga bibit bebek umur 3 hari adalah Rp 5.500,-/ekor; franco Pecangaan Jepara. Sharing Informasi hubungi Haryo W Pangarso di : haryowpir@gmail.com.

TARI INI MILIK KITA ( INDONESIA KU) BUKAN ANDA YANG SUKA NGAKU-NGAKU MILIK KITA

WAW.......... Indonesia Peringkat 81 dari 133 Negara

INI DIA BATU RADEN WISATA ALAM



Setelah rencana ke Semeru, Gede/Pangrango gagal karena di tutup, dan Planing ke Merbabu juga batal karena Hendri gak dapet cuti akhirnya saya berdua dengan soulmate bersepakat untuk menjajal gunung Slamet. Setelah browsing di putuskan kami mau naik ke Gunung Slamet jalur Guci. Dengan kendaraan pribadi kami berangkat jam 5 pagi langsung lewat Pantura, kondisi jalan relatif lancar. Setelah melewati kota Brebes kami belok kanan ke arah purwokerto,
disinilah letak kesalahannya ternyata Guci ada di daerah Tegal :p akhirnya kami memutuskan untuk mencoba jalur lain, yaitu jalur Batu Raden yg sudah di depan mata.

Sampai di Batu Raden sekitar 2.30 sore, di pos tiketing Lokawisata Baturaden saya sempat bertanya kepada petugas yg seperti kebingungan pas saya bilang mau mendaki gunung Slamet, mereka mengarahkan saya ke jalur pendakian utama Bambangan, tapi karena yakin kami bisa mendaki lewat Batu Raden, akhirnya si petugas memberi satu nama: Pak Taryono tukang kembang yg biasa mengantar pendaki ke Puncak.

Sampai di Lokawisata kami mencoba menghubungi petugas lagi yg di jawab senada pendakian lewat jalur Batu Raden terjal dan sangat berat silahkan lewat jalur Bambangan. Wah gawat nih ! akhirnya kami tanya tukang parkir dan bertemu dengan Pak Taryono. Setelah ngobrol sebentar, pak Taryono menelpon anaknya yg juga biasa mengantar pendaki ke Puncak Slamet lewat Baturaden, setelah mendapatkan penginapan, tidak berapa lama Wondo sang pemandu
merangkap porter datang. Dia menjelaskan secara umum kondisi jalur pendakian pantangan pantangan dan setelah nego sedikit Wondo bersepakat mengantar kami dengan Rp. 250 ribu untuk 3 hari pendakian di Slamet.

Besok paginya jam 05.45 Wondo datang membawa seorang teman, Slamet namanya. Jadi dengan jasa Rp. 250.000,- kami dapat 2 orang porter ! asiikk hitung hitung sehari kami cuma bayar 40 ribuan :D enaknya lagi logistik dan rokok mereka bawa sendiri :). Setelah repacking, tepat pukul 06.15 kami masuk ke gerbang Lokawisata Batu Raden, membayar tiket masing masing Rp. 5.000,- dan mulailah kita mendaki.

Sekedar informasi Baturaden itu berada di ketinggian sekitar 600 dpl sementara puncak Slamet tingginya 3428 dpl, pendakian memang membutuhkan fisik prima disini. Target kami hari itu adalah Plawangan di ketinggian 3000an dpl yg untuk kondisi normal dapat di tempuh dalam waktu 11-12 jam.

2 jam pendakian jalur masih sangat bersahabat jam 9.30 kami sudah sampai di pos 2 dan bikin teh panas, mata air ada di pos 2, pos bayangan 3 dan Plawangan(hanya pada saat musim hujan). Pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan lagi, pos 2 ke pos tiga perjalanan cukup lama di tambah lagi kondisi trek sudah mulai menanjak dengan jalur yg lembab dengan banyak sekali pacet, sebentar sebentar kami musti mengecek kaki dan sepatu karena pacet pacet pasti sudah nempel disana. Untuk mengatas pacet kami mengoleskan anti nyamuk.

Jam 12.30 kami tiba di pos bayangan 3 harusnya disini ada sumber mata air tapi setelah pemandu kami mengecek ternyata sumber mata air kering ! waduhhh mana air kami hanya tinggal 1.5 liter akhirnya setelah beristirahat sejenak kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan yg sepertinya tambah berat. Jam 13.30 kami tiba di pos 3, pos 3 menuju pos 4 kita menemukan tanjakan 'njelehi' yg artinya tanjakan ngebosenin, fuihh ini sepertinya memang trek terberat di gunung Slamet. akhirnya kami tiba di pos 4 pukul 4 sore. Di pos 4 kondisinya kering dan berangin kencang, udara juga sangat dingin. Kami memutuskan untuk berkemah disini dan melanjutkan ke Plawangan esok harinya. Setelah buka tenda, goreng daging asap plus pisang goreng, akhirnya kami terlelap di pos 4. Esok paginya pukul 7.30 kami bongkar tenda dan melanjutkan perjalanan ke Plawangan yg merupakan batas vegetasi di gunung Slamet. Jalur dari Pos 4 ke Plawangan tidak kalah menantang, jalur terus menanjak dan banyak pohon tumbang, repot sekali kalo kita bawa carier yg tinggi karena musti merangkak rangkak untung pacet sudah tidak ada di jalur ini. Sebelum Plawangan kita akan menemukan padang rumput yg tidak seperti padang, sebenarnya ini adalah bukit yg banyak di tumbuhi rumput liar, dari sini puncak Slamet terlihat sangat jelas dan errr masih sangat tinggi :p. pukul 10.30 kami tiba di Plawangan para porter langsung sigap mencari air dan kayu bakar sementara kami mendirikan tenda. Angin sangat kencang bertiup. Untungnya Wondo dan Slamet berhasil mendapatkan air dari mata air rahasia mereka kalo enggak kami akan terpaksa turun lagi tanpa muncak ke pos
2 hari itu juga !

Hari ke- dua pendakian banyak di isi dengan leyeh leyeh dan foto foto disamping masak masak dengan Trangia baru :) sore harinya kami naik sedikit ke areal berbatu untuk melihat sunset yg indah, sayangnya langit tidak terlalu bersih sore itu, jadinya pelabuhan Cilacap, kota Purwokerto dan laut tidak nampak dengan jelas, ahh tapi foto foto narsis tertap berjalan sesai
rencana :D.

Hari ke- 3 pagi buta jam 04.00 kami sudah bangun, masak air dan bersiap muncak angin sangat kencang dan datang dari puncak gunung, langsung menerpa muka kami, kami terus berusaha bertahan, trek berkerikil dan naik tajam ditambah oksigen yg tipis membuat perjalanan menjadi semakin susah. 45 menit menjelang puncak kami putuskan untuk berhenti, kondisi tidak memungkinkan angin membawa asap belerang terus menerus terhirup oleh kami membuat penapasan terasa sesak dan telinga seperti mau pecah. Hidung juga sudah mulai mengeluarkan darah kental. Akhirnya kami turun lagi ke Plawangan dan beristirahat sebelum kemudian turun lagi menuju ke Lokawisata Baturaden. Sore hari pukul 4.30 kami tiba di Baturaden dan langsung menuju Pancuran Tiga tempat mata air panas berada, acara selanjutnya adalah berendam di air panas untuk melemaskan otot otot yg kaku.

Kesimpulan:

-Buat yg belum pernah mendaki Slamet lewat Baturaden, ini adalah jalur yg cukup menantang dan perlu di coba, disarankan membawa pemandu atau orang yg pernah mendaki lwt jalur ini, banyak cabang cabang pencari burung yg bisa membuat tersesat di sepanjang perjalanan.
-Waktu pendakian disarankan dimulai jam 05.00 pagi supaya bisa tiba di plawangan sekitar jam 5-6 sore
-Pada musim kemarau siapkan air yg banyak di pos 2
-Buat yg mau menginap dulu, sebelum mendaki banyak terdapat penginapan di sekitar Baturaden ratenya mulai 60 ribu per kamar
-Logistik bisa di dapatkan dengan mudah di warung warung sekitar Baturaden
-Tarif pemandu/poster adalah 250 ribu untuk 1 kali pendakian dengan 2 orang porter







Image Hosted by ImageShack.us

GOA TERINDAH DI ASIA TENGGARA YAITU GOA GONG PACITAN JAWA TIMUR ( INDONESIAKU)

Pacitan merupakan salah satu dari delapan daerah tertinggal di Jawa Timur. Namun, di sana terdapat sekitar 300 gunung kecil yang di perutnya ”mengandung” goa-goa, baik goa vertikal maupun horizontal. Hingga kini belum jelas berapa jumlah pastinya. Saking banyaknya goa dan agar mudah mengingatnya, sebutlah Pacitan sebagai Negeri Seribu Goa.
Dua di antaranya menjadi primadona, yaitu Goa Gong dan Goa Tabuhan, yang terletak di Kecamatan Punung, sekitar 30 km ke arah barat alun-alun Pacitan. Goa Gong pantas dijadikan andalan pariwisata. Di goa itu terdapat stalaktit, batuan kapur berbentuk kerucut di langit-langit goa, dan stalagmit, batuan kapur yang berdiri tegak di dasar berusia ratusan tahun. Banyak di antaranya menyerupai arca dalam berbagai bentuk yang dibuat pemahat. Menurut beberapa peneliti dan wisatawan mancanegara, goa itu paling indah di Asia Tenggara.
Memasuki goa sedalam 256 meter itu juga mudah. Pemerintah Kabupaten Pacitan sudah membuat jalur dengan pegangan besi di kanan-kiri dan memasang lampu warna-warni. Kalau lampu kurang cukup, pengunjung bisa menyewa senter di mulut goa dengan tarif Rp 2.000 per senter. Nama goa diambil dari nama bukit tempat goa itu berada. Berdasarkan legenda masyarakat sekitar, pada zaman dahulu kerap terdengar suara gong dari bukit tersebut.