Selasa, 19 April 2011

USAHA TERNAK ITIK DI BREBES


Punya Kandang Itik Terpanjang di Indonesia

DALAM perjalanan menuju Kelurahan Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Ir Ali Achmadi -kepala Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan pada Kantor Peternakan bercerita bahwa kandang itik yang hendak dikunjungi ini merupakan kandang itik terpanjang di Indonesia. Bahkan mungkin di dunia !
Tatkala memasuki wilayah kelurahan itu -melalui jalan menuju Pantai Indah Randusanga - ternyata benar apa yang diucapkannya. Di sepanjang tepian Sungai Sigeleng, berderet kandang itik yang sangat panjang. Jika diukur, panjangnya 2,1 km dan lebar enam meter.
Wow, barangkali Museum Rekor Indonesia (Muri) bisa membuktikan sendiri panjang kandang yang dikelola oleh Kelompok Tani Ternak Maju Jaya ini. Kesuksesan itu mengilhami sejumlah warga di Desa Randusanga Kulon, desa tetangga. Mereka juga membangun kandang sepanjang 600 meter, sehingga panjang totalnya mencapai 2,7 km !!!
Yang menarik dibicarakan di sini bukan sekadar panjang kandangnya. Namun aktivitas perekonomian yang bergulir, khususnya di Maju Jaya. Tahun lalu, kelompok ini menjadi juara pertama Agrbisnis Peternakan se-Indonesia. Ini berkat prestasinya yang spektakuler dalam beternak itik.
Maju Jaya berdiri pada 22 Februari 1994, dengan jumlah anggota 17 orang. Namun kini sudah berkembang menjadi 70 orang, terdiri atas 25 peternak dan sisanya peternak asuh. Populasi itik berjumlah 33.922 ekor, dengan produksi telur rata-rata 21.000 butir/hari. ''Omzet per tahun bisa mencapai Rp 4,3 miliar, sedangkan keuntungan bersih sekitar Rp 1,5 miliar,'' kata H Imron Zaini, ketua Kelompok Tani Ternak Maju Jaya.
Yang unik adalah lokasinya yang sekadar memanfaatkan tanah di tepi sungai, atau dalam bahasa tegalan disebut lepe-lepe. Menurut Kepala Kantor Peternakan Ir Nono Setyawan, keberhasilan kelompok ini karena pola agrobisnis yang diterapkannya kepada peternak sudah dijalankan mulai dari hulu sampai hilir. ''Ini terlihat dari pembibitan, pemeliharaan, penyediaan pakan, sampai pemasaran produksi dapat berjalan dengan baik,'' ujarnya.
Kesadaran anggota dalam membesarkan kelompoknya juga tinggi. Setiap hari mereka wajib menyetor satu butir telur kepada kelompok, sehingga setiap bulan terkumpul modal tambahan sekitar Rp 1,2 juta dengan. ''Modal inilah yang digunakan untuk mencukupi sarana-prasarana, seperti membeli mesin tetas dan perlengkapan kandang.''
Produk Unggulan
Itik memang salah satu produk unggulan di Brebes. Karena itiklah daerah ini dikenal sebagai produsen telur asin terbesar di Indonesia. Populasi itik di seluruh wilayah kabupaten tercatat 974.466 ekor (2004), naik dari tahun sebelumnya yang hanya 877.953 ekor. Bahkan produksi telur meningkat tajam dari 4.891 ton menjadi 7.968 ton per tahun.
Perkembangan populasi dan produksi telur juga berimbas positif ke industri telur asin. Jika pada tahun 2003 baru terdapat 119 unit usaha, dengan volume dan nilai produksi 28,6 juta butir dan Rp 25,704 miliar, tahun berikutnya meningkat menjadi 128 unit usaha, dengan volume produksi 26,9 juta butir dan senilai Rp 33,177 miliar.
Untuk memproduksi telur asin sebanyak itu, para perajin tidak bisa mengandalkan seluruh bahan baku dari peternak setempat. Sebagian didatangkan dari Kota/Kabupaten Tegal, Banyumas, Cilacap, hingga Cirebon. Peluang inilah yang ditangkap secara jitu oleh Pemkab Brebes, khususnya Kantor Peternakan.
Untuk meningkatkan produksi telur itik di daerahnya, institusi ini (dan Bappeda) menjalin kerja sama dengan Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jateng di Ungaran, untuk mencetak strain itik yang jauh lebih produktif.
Usaha inilah yang kemudian melahirkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perbibitan Itik Brebes Unggul (IBU). Melalui penelitian cukup lama, UPT berhasil mencetak strain terbaru yang diberi label IBU. Jika produktivitas itik biasa rata-rata hanya 40-50 persen, IBU dapat mencapai 70-80 persen. Artinya, setiap memelihara 100 ekor akan dihasilkan 70-80 butir telur/hari. Final stock IBU berasal dari generasi kelima perkawinan itik-itik yang diseleksi.
Kalau sukses, permintaan IBU tak hanya datang dari peternak itik di Brebes saja, tetapi juga peternak dari daerah lain di Jateng atau di luar provinsi. Karena itulah, Pemkab Brebes -khususnya Kantor Peternakan- harus membulatkan tekad untuk membesarkan unit ini.
Rintisan awal sudah dimulai dengan membentuk jaringan plasma di belakang Kantor UPT yang letaknya tak jauh dari kantor Maju Jaya. ''Sedangkan UPT akan bertindak sebagai inti, yang memasok sapronak (sarana produksi peternakan) hingga pemasarannya,'' kata Suryo Adi Purwanto, kepala Seksi Produksi pada Kantor Peternakan, yang merangkap kepala UPT Perbibitan IBU.
Jumlah itik yang disebar ke plasma saat ini baru 6.000 ekor, sedangkan calon induk elite (grand parent stock) di UPT sebanyak 1.500 ekor. Mulai Oktober mendatang, unit ini sudah bisa memproduksi 31.500 ekor day old duck (DOD) atau meri umur satu hari.

Pakan Bebek, Itik, Entog





Tempat minum bebek di luar kandang merangkap tempat cuci peralatan dan tempat kran air yang juga harus dijaga kekeringannya, agar tidak bau. Tampak Pak Yasirli mengetuk-ketuk telor yang berbunyi tek-tek (isi ) dan tok-tok (kopong - tidak akan menetas ). Pakan ternak tampak membuat sendiri dari bungkil jagung, tepung ikan kering, dicampur bahan bio cair penghilang bau dan vitamin serta mineral untuk dicampur pakan bebek. Pada saat hujan, bebek-bebek akan dimasukkan ke kandangnya, yang lantainya dari tanah bercampur kotoran bebeknya, yang dijaga kekeringannya, agar tidak bau.

Penetasan Telur Bebek Pak Yasirli Karang Randu Pecangaan Jepara


Mesin penetas Telur Bebek ukuran ( 0,6 x 2,4 x 0,4 ) m3 ; dibagi menjadi 2 ruangan yang tiap ruangannya dipanaskan dengan bolam 10 watt - sebanyak 8 bolam/ruangan jadi ada 16 bolam per mesin tetas . Tiap mesin tetas muat 2x150 butir = 300 butir dengan masa tetas 28 hari; keberhasilan 75% , jadi tiap 900 butir telur, yang jadi 600 butir ( masih perlu modifikasi mesin tetas, untuk meningkatkan keberhasilan penetasan ). Terlihat Kandang Pembesaran Bebek dengan lantai tanah asli dengan dijaga agar selalu kering. Untuk Mereduksi Bau kotoran yang tadinya mengganggu tetangga, dilakukan Cara : 1. Makanan dicampur cairan penghilang bau yang dicampurkan ke makanan bebek, 2. Kandang selalu dijaga kekeringannya dengan memindahkan air minum portable 2x sehari, agar sekitar tempat minum bisa mengering. Diatur dengan luas kandang ( 5 x 6 ) m2 hanya dihuni 100 bebek ( tidak lebih ) agar kotoran tidak terlalu banyak sehingga tidak sempat kering .Kotoran di dalam kandang tidak dibersihkan/dibuang, (ada yang sampai bertahun-tahun) tapi dijaga agar tetap kering. Pak Yasirli sudah puluhan tahun ternak bebek di dekat pemukiman, sekarang sudah tidak ada tetangga yang protes lagi, dengan pembesaran 600 ekor bebek di rumahnya, sungguh tidak bisa dipercaya kalau bau yang dihasilkan hanya seperti bau poer pakan bebeknya sendiri ! 3. Pakan Bebek agar tidak bau, tidak memakai ikan segar ,tapi pakai tepung ikan kering .Berat bebek yang siap bertelur adalah 1,3 kg/ekor , harga per bulan Maret 2009 adalah Rp 28.000,-/ekor; sedang harga bibit bebek umur 3 hari adalah Rp 5.500,-/ekor; franco Pecangaan Jepara. Sharing Informasi hubungi Haryo W Pangarso di : haryowpir@gmail.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar